Kamis, 28 Maret 2019

Tinggalkan Kebiasaan Emosi Pada Anak

Ayah & bunda pernahkah tersulut emosi pada anak? Entah itu karena anak melakukan hal yang kita larang atau karena tidak melakukan hal yang kita katakan? Lalu setelah emosi (marah-marah) apa yang terjadi? Kita tersadar, istigfar, menyesal, berjanji memperbaiki dari, dan tidak akan melakukan hal itu lagi. Eh tapi suatu saat, misal keesokan harinya ketika anak berbuat hal yang sama (masalah) kita emosi lagi, marah-marah lagi, dan membuat anak menangis lagi. Begitu seterusnya. Apakah seperti itu ayah & bunda?

Siklus amarah orang tua : 
  1. Berbicara lemah lembut
  2. Meninggikan suara (membentak, berteriak)
  3. Tangan bertindak
  4. Siklus berulang
Sumber : (Buku 7 Kiat Orang Tua Shalih Menjadikan Anak Disiplin dan Bahagia)

Ayah & bunda, ingat-ingat lagi bagaimana hari ini kita mulai, dengan senyum sapa dan kehangatan untuk anak kita atau malah bentakan dan teriakan karena anak susah sekali dibangunkan. Maka kita perlu ambil nafas dan perbaiki pikiran kita untuk tidak lepas kendali.

Kenapa kita mudah untuk lepas kendali sampai marah hingga membentak anak kita? Padahal mereka adalah anak-anak yang tidak tau atau belum mengerti yang dikerjakan. Harusnya kitalah yang lebih mau untuk memahami diri sendiri juga memahami anak kita. Perlakukan anak dengan lemah lembut penuh kasih sayang. Tetapi jangan juga kita lembek hingga anak tidak mengerti dengan sikap kita. Sekali boleh, sekali tidak.

"Anak bukan orang dewasa mini" ini salah satu kalimat yang sudah terkenal di dunia parenting. Iya betul anak-anak terkadang belum mengerti mana yang baik dan buruk. Mereka hanya mau perhatian kita dan bermain dengan kita. Kalau tidak kita kasih pengertian dan penjelasan mereka tidak akan paham, itupun tidak cukup sekali kita jelaskan. Hanya saja kita sering merasa harusnya mereka sudah mengerti mana yang baik dan buruk atau mengerti keadaan kita. Misalnya ketika kita lelah atau capek terus anak minta ditemani bermain atau anak yang terlalu ribut. Maka kita langsung marah-marah tanpa mereka mengerti kenapa kita marah atau apakah kita dalam keadaan capek. Bentakan, teriakan, bahkan cubitan yang berbicara. Lalu si anak akan terdiam atau malah menangis. Hatinya akan tercederai. Merusak hubungan orang tua - anak. Bahkan dia bisa mencontoh. Hingga kita melabelinya sebagai anak yang nakal.

Sebaiknya orang tua selalu mencari ilmu bagaimana cara menjadi orang tua yang bijaksana, baik, dan menyenangkan bagi anak. Mencari tau bagaimana anak tumbuh dan berkembang sesuai fitrahnya. Dekatlah dengan anak, bantu ia dengan kebaikan-kebaikan agar mengerti tentang kehidupan ini. Terkadang membersamai anak melelahkan tapi selalu ingat dengan membersamai anak maka kesulitan di masa depan akan terminimalisir.