Jumat, 19 Juli 2019

Long time no see teman kuliahku

Handphone sudah penuh sesak dengan foto-foto yang diambil tanpa ampun,
giliran memory penuh, hati rasanya ngga tega pengen ngehapusinnya,
so putar kepala gimana klo disimpan di blog aja,
so check this out..

Sedikit cerita : ini ada sebagian teman-teman di masa perkuliahanku yang aku cintai. banyak cerita yang dilewati bersama, seharusnya setiap hari bersama mereka diceritakan di blog, harusnyaaa! 
singkat cerita, setelah menamatkan perkuliahan aku balik ke Langsa dan bertahun-tahun ngga kembali ke Banda Aceh. Akhirnya ini adalah momen dimana aku kembali ke Banda Aceh bersama suami dan anak. Bertemu teman-teman yang hanya sedikit ini rasanya sudah sangat bahagia ya Allah. Thank you guys, i love you!

Dan ini sebenarnya latepost, tahun lalu punya (2018)..




Kamis, 18 Juli 2019

Zona Kosong

29 tahun telah dilahirkan, waktu yang telah sangat panjang,
bagaimana aku berjalan di muka bumi ini?
entahlah... yang ada hanya kosong.
apa saja yang aku pelajari,
apa saja yang aku pedulikan,
adakah semua itu menjadi bekal di alam kekal ku?
tidak.
bahkan aku tidak mempersiapkan bekal apa-apa.

kenapa aku buta padahal mempunyai mata?
kenapa aku tidak peduli padahal mempunyai hati?
kenapa aku kosong padahal aku mampu berjalan?
entahlah... yang ada hanyalah kosong.

sesuatu di dalam diri ini telah menggedor keras agar aku sadar dan membuka pintu keluar.
namun yang terjadi aku kembali untuk menutup pintu.
oh diri, sesuatu yang salah telah terjadi.

terlalu banyak melihat kanan kiri,
hingga aku jadi tidak tau jalan yang benar,
langkah yang tepat,
dan arah yang aku inginkan,
sangat menyedihkan.

zona kosong ini akan aku segera akhiri,
aku ingin membuka pintu keluar agar melihat yang nyata,
membuka mata untuk melihat keindahan,
merasakan keikhlasan.

aku ingin mengisi zona kosong ini menjadi zona nyaman.

ya Rabb aku ingin menjadi dekat dengan-Mu...



Minggu, 05 Mei 2019

Marhaban Ya Ramadhan

6 Mei 2019 insha Allah akan menjadi awal yang menggembirakan bagi umat muslim, iya insha  Allah mulai besok kita akan kembali menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan. Masha Allah masih dipertemukan dengan bulan penuh berkah, mana nikmat Tuhan mana lagi yang akan aku dustakan? Alhamdulillah. Sungguh hati ini benar-benar senang ya Allah.

Mulai nanti malam umat Islam akan mulai mengerjakan ibadah sholat taraweh, aku pribadi akan mengerjakannya di rumah, maklum seorang ibu dari anak 2 tahun. Semoga niat dan semangat ini bukan hanya dipikiran namun juga sampai pada prakteknya. Dulu saat masih muda (iya sekarang merasa tua H-1 tahun menuju 30 tahun) aku merasa kalau engga taraweh di mesjid/mushalla ya pasti mager buat taraweh di rumah -_- masa-masa kebodohan -_-" Semoga Ramadhan tahun ini menjadi titik awal aku berhijrah dan beristiqomah. 

Ramadhan tahun ini agar ibadah bisa pol-polan aku  membuat beberapa checklist ibadah agar bisa terjaga dan memotivasi apa saja yang sudah aku kerjakan seharian. Bulan Ramadhan ladang amal yang sungguh hanya sebulan doang diantara dua belas bulan yang ada. Entah kenapa aku sungguh memiliki kelapangan hati dan kegembiraan yang lebih di tahun ini. Semoga bukan hanya manis di awal :D semangat terus

Ramadhan tahun ini juga ngga boleh dibiarkan berlalu begitu saja, insha Allah aku akan aktif menulis blog untuk menceritakan 30 hari Ramadhan-ku. Sekarang terdengar kumandang adzan Ashar, oke aku akhiri sampai disini dulu karena aku akan lanjut mandi dan Sholat Ashar.


Love - I.A

Kamis, 28 Maret 2019

Tinggalkan Kebiasaan Emosi Pada Anak

Ayah & bunda pernahkah tersulut emosi pada anak? Entah itu karena anak melakukan hal yang kita larang atau karena tidak melakukan hal yang kita katakan? Lalu setelah emosi (marah-marah) apa yang terjadi? Kita tersadar, istigfar, menyesal, berjanji memperbaiki dari, dan tidak akan melakukan hal itu lagi. Eh tapi suatu saat, misal keesokan harinya ketika anak berbuat hal yang sama (masalah) kita emosi lagi, marah-marah lagi, dan membuat anak menangis lagi. Begitu seterusnya. Apakah seperti itu ayah & bunda?

Siklus amarah orang tua : 
  1. Berbicara lemah lembut
  2. Meninggikan suara (membentak, berteriak)
  3. Tangan bertindak
  4. Siklus berulang
Sumber : (Buku 7 Kiat Orang Tua Shalih Menjadikan Anak Disiplin dan Bahagia)

Ayah & bunda, ingat-ingat lagi bagaimana hari ini kita mulai, dengan senyum sapa dan kehangatan untuk anak kita atau malah bentakan dan teriakan karena anak susah sekali dibangunkan. Maka kita perlu ambil nafas dan perbaiki pikiran kita untuk tidak lepas kendali.

Kenapa kita mudah untuk lepas kendali sampai marah hingga membentak anak kita? Padahal mereka adalah anak-anak yang tidak tau atau belum mengerti yang dikerjakan. Harusnya kitalah yang lebih mau untuk memahami diri sendiri juga memahami anak kita. Perlakukan anak dengan lemah lembut penuh kasih sayang. Tetapi jangan juga kita lembek hingga anak tidak mengerti dengan sikap kita. Sekali boleh, sekali tidak.

"Anak bukan orang dewasa mini" ini salah satu kalimat yang sudah terkenal di dunia parenting. Iya betul anak-anak terkadang belum mengerti mana yang baik dan buruk. Mereka hanya mau perhatian kita dan bermain dengan kita. Kalau tidak kita kasih pengertian dan penjelasan mereka tidak akan paham, itupun tidak cukup sekali kita jelaskan. Hanya saja kita sering merasa harusnya mereka sudah mengerti mana yang baik dan buruk atau mengerti keadaan kita. Misalnya ketika kita lelah atau capek terus anak minta ditemani bermain atau anak yang terlalu ribut. Maka kita langsung marah-marah tanpa mereka mengerti kenapa kita marah atau apakah kita dalam keadaan capek. Bentakan, teriakan, bahkan cubitan yang berbicara. Lalu si anak akan terdiam atau malah menangis. Hatinya akan tercederai. Merusak hubungan orang tua - anak. Bahkan dia bisa mencontoh. Hingga kita melabelinya sebagai anak yang nakal.

Sebaiknya orang tua selalu mencari ilmu bagaimana cara menjadi orang tua yang bijaksana, baik, dan menyenangkan bagi anak. Mencari tau bagaimana anak tumbuh dan berkembang sesuai fitrahnya. Dekatlah dengan anak, bantu ia dengan kebaikan-kebaikan agar mengerti tentang kehidupan ini. Terkadang membersamai anak melelahkan tapi selalu ingat dengan membersamai anak maka kesulitan di masa depan akan terminimalisir. 





Rabu, 27 Februari 2019

Day 2 : "No Gadget" Pada Anak

Assalamu'alaikum,

Hari ini adalah hari kedua aku melepaskan gadget hp pada anak. Masya Allah anakku ngga rewel sama sekali. Seperti kebiasaan sebelumnya saat jadwal makan yang selalu sambil nonton Youtube, hari ini saat makan pagi anakku juga minta hp, tapi aku dengan lembut langsung kasih alasan hp disimpan dan alihkan ke mainan yang lain. Alhamdulillah anakku langsung nurut. Saat makan siang aku ajak dia makan di meja makan alias anaknya duduk di atas meja makan (tidak boleh dicontoh) anakku mau makan sambil ngobrol-ngobrol. Mungkin bosan duduk dia mulai main di belakang rumah sambil aku tetap suapin. Dan saat makan malam dia tidak bertanya lagi tentang hp. 

Alhamdulillah lumayan lancar untuk hari kedua ini. Mungkin salah satu kunci suksesnya adalah aku pun sama sekali tidak memegang hp saat bersamanya. Hanya saat dia tidurlah aku mulai melihat hp. Atau kalaupun ada keperluan yang mengharuskan aku melihat hp tentu tidak di depannya. Juga hp aku letakkan di tempat yang tidak bisa dilihatnya. Membersamainya terus saat dia bermain membuat dia lupa meminta hp. Aku ingin membuatnya tidak terlalu bergantung kepada hp. 

Saat kemarin-kemarin aku lalai dengan membebaskannya menonton Youtube aku merasa bersalah, dan merasa bakalan berat menjauhkannya dengan hp. Kemudian di salah satu buku yang aku baca membahas "karunia kiblat". Apa itu? Singkatnya kita sebagai orang tua yang memiliki anak yang masih kecil haruslah menjadi kiblat kehidupannya. Kita harus menjadi kiblat kebaikannya. Jangan sampai kita yang berkiblat pada kemauan anak. Kemauannya yang salah saat masih usia kecil seperti ini. Alhamdulillah aku tersadar dan mulai mau berubahnya sedikit demi sedikit. Dimulai dengan menjauhkan anakku dengan hp karena menurutku kalau sampai keterusan bakalan bisa tantrum suatu saat bila tidak terpenuhi keinginan untuk melihat Youtube. Walau yang ditontonnya adalah mobil-mobil dan sekedar kartun-kartun. 

Terima kasih nak kamu membuat niat ibu menjadi mudah dijalani. Besok kita berjuang lagi menjauhkan kamu dari hp ya. Kita bermain bersama yang seru-seru lainnya. Terima kasih ya Allah...


Selasa, 26 Februari 2019

Day 1 : "No Gadget" Pada Anak Saat Makan

Assalamu'alaikum,

Akhirnya niat nulis lagi di blog kesayangan (emang cuma satu ini pastilah jadi kesayangan haha). Kali ini aku akan nulis tentang ceritaku yang membatasi gadget pada anak. Gadget disini maksudnya hp, lebih tepatnya youtube ya. Jadi sebenarnya aku tuh pingin banget dari awal hamil pas nanti setelah lahir anak, bener-bener anaknya dihindari dari yang namanya hp bahkan tv. Sok perfeksionis banget ya? hahaha. Padahal ternyata susyyyahhh tsayyy! Terutama tv, yah gimana orang rumah masih nonton tv di ruang keluarga. Itu adalah salah satu momen berkumpul sambil bercerita jadi susah untuk dihindari. Akhirnya aku hindari  yang namanya hp. Tapi yang namanya jaman now hp memang paling ngga bisa lepas walau di depan anak. Aku yang statusnya LDM sama suami memaksa tiap hari fotoin dan videoin aktivitas anak untuk dikirim ke suami. Belum lagi tangan ngga tahan ngecek instagram, dan media sosial lainnya. 

Sampai anakku mulai dikasih sekali menonton Youtube di usia belum menginjak 2 tahun. Namanya sekali pasti ada kedua kali, ketiga kali, dan seterusnya. Puncaknya saat sebulan atau dua bulan lalu ketika anak sakit dan mogok makan (ya biasa juga ga doyan makan sih) akhirnya dicoba sambil nonton Youtube dan anaknya mau makan. Akhirnya keterusan. Saat makan selalu dikasih hp. Anak yang sudah tau pola kalau makan boleh nonton hp pun mulai merengek asal makan harus sambil nonton Youtube. Bukan hanya anak yang keenakan, aku pun mulai keenakan aja kasih makan anak sambil lihat Youtube. 

Akhirnya mulai deh insting emaknya bekerja aktif lagi, tau itu salah dan jangan sampai menyesal di kemudian hari. Mulai kemarin saat makan siang aku mulai tidak memberikan hp saat makan. Tentu aja reaksi anak sempat minta dan mulai nangis saat aku tidak kasih. Tapi aku mulai peluk, beri kata-kata pengertian untuk anak usia 2 tahun, dan ambil mainan untuk dimainkan saat makan pengalihan dari hp. Alhamdulillah anak sebentar aja nangisnya. Makannya sedikit tapi aku ngga paksa untuk dia banyak makan. Asal ada masuk dan tidak menggunakan hp aku rasa cukup. Saat makan malam anak kembali minta hp untuk nonton sambil makan, tentu aku pun tidak kasih. Langsung ambil mainan untuk dimainkan bersama, secara mengejutkan anakku makannya banyak. Hahaha. Aku rasa dia merasa lapar karena saat siang makannya sedikit.

Hari ini aku mulai benar-benar tidak menampakkan "batang hidung" hp ku kehadapannya. Mulai makan pagi, siang dan malam. Tentu disetiap waktu makan dia masih minta-minta tapi ngga pake drama nangis lagi. Paling resikonya aku juga tidak menggunakan hp kecuali saat dia tidur atau saat dia tidak melihat selebihnya memang hanya aktivitas bersama anak. 

Kenapa sih aku tidak mau memberinya hp (Youtube)? Bisa dilihat dibuku/artikel/postingan manapun ngga ada yang setuju pemberian gadget pada anak.
Tapi kalau alasanku pribadi karena: 

  1. Anak belum bisa ngomong dengan jelas dan lancar, jadi tidak ingin makin pasif ngomong dengan melihat hp;
  2. Tayangan hp yang awalnya baik bisa aja lama-kelamaan malah menjerumuskan ke hal-hal negatif;
  3. Mata lelah, ngga bagus untuk anak kecil;
  4. Jadi lupa sama dunia nyata;
Hari ini 24 jam tidak memberikan hp pada anak ternyata bisa-bisa aja. Anak juga bisa tidak melihat hp. Walau ada rewel-rewel kecil karena pola kebiasaan tapi alhamdulillah anakku tidak tantrum. Terima kasih ya Allah.







Sabtu, 12 Januari 2019

Jadi Ibu, Jangan Marahi Anak Kecil Mu

Assalamu'alaikum, 

Mau mulai belajar nulis lagi, nulis uneg-uneg, nulis pengalaman, nulis curhatan, biar tetap waras :) malam minggu yang berbahagia ini aku mau nulis untuk nasehatin diri sendiri :D *dan boleh untuk siapa aja yang baca blog ini (kalau ada, paling juga gak ada)

Anakku bulan depan berusia 2 tahun, punya anak usia 2 tahunan ini beneran deh ya buibuk bukan cuma fisik yang terkuras tapi kesabaran juga diuji banget :) (kasih emot senyum aja). 

Kalau punya anak yang masih bayi banget fisik diuji yang sebelumnya hidup kita untuk diri kita sendiri sekarang sudah ada yang harus kita jaga, perhatiin, dan semua-muanya tercurah untuk anak bayi. Mungkin ada yang happy lama-lama kaget atau ada yang kaget lama-lama happy :D

Lain lagi kalau anak kita sudah mulai besar sedikit, sudah tau yang namanya mau/engga, suka/engga, dan biasanya mulai kelihatan anaknya aktif banget atau aktif banget-bangetan :) 

Kayak anakku yang kalau jalan entah kenapa kayak ngga ada capek-capeknya, masya Allah senangnyaaa walaupun ibunya keringatan dan kadang super capek ikutinnya :D 

belum lagi sekarang kalau diajakin mandi susah banget dia bakal lari-lari sambil ketawa-tawa atau malah nangis (walaupun nangisnya ngga beneran), waktunya makan malah minta sambil nonton hp (kalau ini salah ibuk dan peer mau diubah), terus sukanya main di teras dan susah minta ampun kalau diajak ke dalam rumah sedangkan ibuk kalau ngga pantau di dekatnya takut culik (lagi banyak isu penculikan).

Belum lagi segala kerewelannya yang ngga tau alasannya apa tapi rewel aja, terus terkadang susah diajak tidur malam, terkadang kalau lagi jalan di sekitar rumah susah banget buat diajakin pulang atau ketika banyak kendaraan mondar-mandir, saat berantakin rumah, saat tumpahin makanan/minuman, saat mukul-mukul meja/ dinding/ makanan/ lemari pakai kayu/sutil besi saat benar-benar lelah sungguh terkadang disitu ibu mulai marah, ubah nada bicara, muka ngga bersahabat, yang mana kalau diingat-ingat bikin netesin air mata dan penyesalan. 

Padahal dia adalah anak kecilku. Anak kecil yang harusnya aku  jaga dengan baik dan benar, yang seharusnya aku ajarin dengan baik dan benar. Engga harus pakai emosi karena dia bisa aja contohin dan yang dapat dosa juga di aku. 

Bu, ingat lagi saat engkau mendambakannya, saat engkau bahagia mengetahui mengandungnya, saat engkau bahagia dia menyapa dunia, dan saat engkau berjanji membesarkannya dengan baik.

Bu, memang lelah. Setiap hari juga bakal lelah. Tapi bisa jadi lelahmu itu yang akan membuatmu berada di surga-Nya, aamiin.

Bu, mungkin terkadang kau iri kepada teman yang berkarir di luar rumah, yang bertambah temannya, dan yang media sosialnya penuh dengan cerita. It's okay bu, manusiawi.

Yang penting bu, sadarlah dengan cepat. Dia anakmu, amanahmu yang bisa jadi ujianmu. Sabarrrrr. Capek, lelah, ngantuk, atau pegel memang seperti itu. Akan ada waktunya santai, senggang menyapa ,ntahlah kapan :D

Stok sabar ditambah lagi :)

Udah lewat tengah malam, ngantuk hahaha udah nulis ngga jelas, mari tidur :D

Selasa, 01 Januari 2019

Tahun Baru 2019!

Wuahhh, sudah tahun baru lagi, sudah setahun berlalu, 2018 terima kasih. *terharu* ntah apa yang diharuin hihihi. Tapi betulan ada rasa haru sedikit terbersit, ya gimana engga, alhamdulillah, kata-kata itu pasti keluar dari mulutku karena Allah masih memberikan kesempatan hidup selama di tahun 2018. Walaupun jujur aku tau tidak memanfaatkan waktu dengan semaksimal mungkin berbuat baik dan menghindari yang buruk. 

Alhamdulillah telah sampai di awal tahun 2019. Memulai kehidupan yang lebih baik lagi, lebih bermakna, dan lebih rajin lagi. Walaupun pastinya engga mudah tapi "ayooo kamu pasti bisa"... Pinginnya setiap hari posting tulisan di blog sehari sekali, mudah-mudahan bisa. Soalnya kangen nulis biar segala penat, pikiran dan stres bisa tertuang disini. Kok kayaknya nulis di blog karena lagi sumpek ya haha biarkan lah yang penting aku bisa waras.

Resolusi 2019? Banyak banget! Sangking banyaknya sampe lupa apa dan bisa berubah-ubah haha. Pokoknya intinya menjadi lebih baik lagi daripada sebelumnya. Oke, karena sudah mau tengah malam aku sudah ngantuk. 

Jangan lupa bersyukur, jangan marah, sabar. :)